Malam itu sesekali bulan tertutup awan tebal hitam. Angin berhembus kencang mengeluarkan bunyi pelan wuush . . Terlihat sepasang mata merah mengintip di balik rimbunnya rumput tinggi. Perlahan mata itu mendekati pagar kawat tinggi di depannya. Dengan cepat tangan kecilnya menggali tanah di bawah kawat itu membentuk lubang besar. Sesekali matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Dia masuk ke dalam lubang besar itu dan ke luar melompat. Terdengar langkah lari cepat di depannya. Dengan cepat dia melompat menarik dua tanaman wortel di depannya. Gggrrr... suara di depannya berdiri dua ekor anjing kurus menunjukkan gigi-gigi tajamnya. Dengan perlahan si kelinci putih melangkahkan pelan kakinya ke belakang. Mulutnya penuh menggigit dua tangkai wortel. Dia melompat tinggi ke belakang dan berlari kencang memasuki lubang. Terdengar dibelakangnya anjing-anjing itu mengejarnya dengan suara gonggongannya yang keras. Dengan cepat lubang itu ditutupnya tanah. Dia berlari dan tanpa melihat didepannya ada kandang bambu diantara rumput tinggi. Dia terkejut dan dia terlanjur sudah masuk ke dalamnya. Sekuat tenaga dia meronta tapi apa daya kandang itu terlalu kuat dan dia tersungkur melihat ke arah hutan. Dikejauhan terdengar suara longgongan anjing-anjing memecah gelapnya malam.
Inilah sekilas dongeng saya ke anak-anak. Cerita fabel berjudul " Si kelinci putih" yang saya adaptasikan dari cerita "Si kancil" yang banyak disukai semua kalangan muda dan tua. Awalnya saya kurang paham cara mendongeng hingga menemukan buku karangan Kusumo Priyono, Ars yang berjudul "Terampil mendongeng"
Buku ini diterbitkan tahun 2001 oleh penerbit PT Grasindo. Terdapat sembilan bab dan enam puluh dua halaman. Pada sampul buku menunjukkan wajah penulis sekaligus dikenal sebagai raja donggeng Indonesia. Gambar yang dilampirkan dalam buku kurang banyak dan warnanya yang hitam putih kurang menarik.
Diawal buku beliau menjelaskan munculnya teknologi modern yang telah menggeser aktivitas mendonggeng. Dulu,
anak-anak suka mendengarkan cerita dari orang tua saat menjelang tidur. Kini mereka cenderung memilih menonton dongeng yang disajikan di televisi atau gadget. Pastinya ada perbedaan, diantaranya bila mendengarkan langsung lebih komunikatif dengan melihat ekspresi muka, gerakan tubuh dan alat-alat peraga. Pastinya ini akan lebih meninggalkan kesan mendalam pada diri anak. Karena tujuan mendongeng adalah pendidikan dan pengajaran. Sementara dengan menonton lebih subyektif mengartikan donggeng yang di lihat sesuai keinginan hatinya tanpa meninggalkan kesan mendalam atau sekedar hiburan.
Beliau juga menjelaskan aktivitas mendongeng di mulai sejak masa kerajaan dimana juru donggeng berperan penting sebagai juru hibur bagi keluarga kerajaan. Kemudian berlangsung di luar kerajaan. Nenek moyang kita sering mendongengkan kisah pertualangannya menjelajah samudera atau hutan luas. Donggeng yang di ceritakan turun temurun menjadi lebih bervariasi dan menjadi lebih banyak mengandung banyak ajaran-ajaran kebaikan. Dalam penyampaiannya pun bervariasi dapat disesuaikan dengan daerah asal donggeng. Jaman dahulu
mendongeng dimulai dari randai yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera selatan yaitu gerakan tari atau pencak silat dengan paduan bernyanyi.
Ada juga didong yang berasal dari Aceh dimainkan secara dua kelompok yang masing-masing membentuk lingkaran. Empat atau lima orang diantaranya sebagai penyanyi (ceh) sisanya sebagai penggiring. Dalam kelompok terdiri antara 30-35 orang . Cerita disampaikan dalam bentuk syair, lagu dan gerak. Semula didong dimainkan
dalam upacara perkawinan dan
hari raya dan kini sudah menjadi hiburan masyarakat umum. Didong menjadi semacam pertandingan sebab setiap penyanyi harus mengarang syair untuk menyindir. Seiring dengan kemampuan menulis, manusia mulai menyimpan cerita leluhur dalam bentuk buku.
Beliau juga mengelompokkan dongeng menjadi 5 (lima), yaitu;
1. Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat (legenda). Lebih menceritakan asal mula terjadinya suatu tempat dan sering didengar di masyarakat . Contohnya dongeng tangkuban perahu, asal mula kota Banyuwangi, asal mula danau toba, dan sebagainya.
2. Dongeng yang berkaitan dengan kehidupan dunia binatang (fabel) yang dikaitkan dengan perilaku manusia
yang bersifat sindiran atau kiasan. Contohnya si kancil, katak hendak jadi lembu, dan sebagainya.
3. Dongeng yang berkaitan dengan kepercayaan nenek moyang (mite) yaitu bercerita tentang kepercayaan masyarakat.
Termasu didalamnya dongeng Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan sebagainya.
4 . Dongeng yang berkaitan dengan fungsu pelipur lara adalah cerita
yan disampaikan sebagai pengisi waktu istirahat yang dibawakan secara humoris, romantis dan sangat menarik. Misalnya di daerah Jawa Timur dikenal dengan
tukang kentrung, di Sumatera Barat dikenal sebutan juru pantun ,di aceh disebut toet dan di masyarakat betawi dikenal Sahibul Hikayat.
5. Dongeng yang berkaitan dengan cerita rakyat diciptakan dengan tujuan pendidikan untuk menggugah sikap hormat anak-anak terhadap orang yang lebih tua. Misalnya kisah Malinkundang, bawang merah putih, timun emas ,dan sebagainya.
Selanjutnya beliau menjelaskan tujuan dari mendongeng yang tidak sekadar hiburan tapi juga mengenalkan alam lingkungan sekitarnya. Menumbuhkan fantasi serta imajinasi anak yang dapat mendorongnya untuk berperilaku positif dengan dapat membedakan sikap yang baik dan buruk yang harus dicontoh. Mendorong terciptanya kepercayaan diri. Disamping itu daya nalar anak juga berkembang menjadi lebih kreatif.
Untuk itu, beliau menjelaskan secara rinci cara mendongeng supaya menarik di dengar anak-anak. Mulai dari pemilihan cerita, gaya bahasa dan media alat peraga yang dipakai. Hal ini dimaksudkan supaya makna dari isi dongeng tersampaikan.
Menurut saya buku ini sangat cocok untuk pengajar dan orang tua yang ingin mengembangkan keterampilan mendongeng.
lengkap penjelasannya.
BalasHapusWah iya mendongeng itu bth keahlian khusus.
BalasHapusKa, masukan ya, reviewnya ok. Cuma hurufnya keriting sama jaraknya mepet jadi susah bacanya
BalasHapusRa, ganti huruflah.sakit mataku bacanya.
BalasHapus